Melewati Hari Dengan Penuh Makna

Rahasia terbesar dalam hidup adalah melewati hari ini dengan penuh makna tentang cinta, ilmu dan iman. Karena dengan cinta hidup menjadi indah, dengan ilmu hidup menjadi mudah dan dengan iman hidup menjadi terarah.

MEMBACA SEBAGAI SUMBER KEMAJUAN BANGSA

Membaca adalah sebuah keharusan yang dilakoni oleh para pribadi yang menamakan dirinya seorang intelektual. Terlepas dari apa yang dibaca tentunya bacaan-bacaan itu disesuaikan dengan kapasitas pemikiran atau otak kita. Sebab, jika bacaan itu terlalu berat atau tidak kita mengerti, mungkin itu karena kita tidak memulainya dengan bacaan yang lebih ringan. Bahkan lebih bagusnya lagi bila bahan bacaan yang kita baca itu didiskusikan oleh orang lain. Saling adu argumentasi, retorika dalam mempertahankan pendapat yang jelas tentang buku yang dibaca. Sehingga, wawasan kita pun akan semakin bertambah dan luas, seiring dengan ‘panas’nya diskusi yang kita ikuti.

Selasa, 10 Mei 2011

Filsafat Hidup Dibalik Huruf Aksara Jawa

Ha-Na-Ca-Ra-Ka berarti ada “utusan” yakni utusan hidup, berupa nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasad manusia. Maksudnya ada yang mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang dipercaya untuk bekerja. Ketiga unsur itu adalah Tuhan, manusia dan kewajiban manusia (sebagai ciptaan). Da-Ta-Sa-Wa-La berarti manusia setelah diciptakan sampai dengan data (saatnya dipanggil) ” tidak boleh sawala ” (mengelak) manusia dengan segala atributnya harus bersedia melaksanakan, menerima dan menjalankan kehendak Tuhan. Pa-Dha-Ja-Ya-Nya berarti menyatunya zat pemberi hidup (Khalik) dengan yang diberi hidup (makhluk). Maksdunya padha ” sama ” atau sesuai, jumbuh, cocok, tunggal batin yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan. Jaya itu ” menang, unggul ” sungguh-sungguh dan bukan menang-menangan,sekedar menang atau menang tidak sportif. Ma-Ga-Ba-Tha-Nga berarti menerima segala yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Maksudnya manusia harus pasrah, sumarah pada garis kodrat, meskipun manusia diberi hak untuk mewiradat, berusaha untuk menanggulanginya. MAKNA HURUF Ha :Hana hurip wening suci= Adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci. Na :Nur candra, gaib candra, warsitaning candara= Pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi. Ca :Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi= Arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal Ra :Rasaingsun handulusih = Rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani Ka :Karsaningsun memayuhayuning bawana = Hasrat diarahkan untuk kesajetraan alam Da umadining dzat kang tanpa winangenan = Menerima hidup apa adanya Ta :Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa = Mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup Sa :Sifat ingsun handulu sifatullah= Membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan Wa :Wujud hana tan kena kinira = Ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas La :Lir handaya paseban jati = Mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi Pa apan kang tanpa kiblat = Hakekat Allah yang ada disegala arah Dha huwur wekasane endek wiwitane = Untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar Ja :Jumbuhing kawula lan Gusti = Selalu berusaha menyatu, memahami sifat dan kehendak- Nya Ya :Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi = Percaya dan Yakin atas titah / kodrat Illahi Nya :Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki = Memahami kodrat kehidupan Ma :Madep mantep manembah mring Ilahi = Yakin/mantap dalam menyembah Ilahi Ga :Guru sejati sing muruki = Belajar pada guru nurani Ba :Bayu sejati kang andalani = Menyelaraskan diri pada gerak alam Tha :Tukul saka niat = Sesuatu harus dimulai dan tumbuh dari niat yang suci Nga :Ngracut busananing manungso = Melepaskan egoisme pribadi manusia. Adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci – pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi – satu arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal – rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani – hasrat diarahkan untuk kesajetraan alam – menerima hidup apa adanya – mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang hidup – membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan – ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas – mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi – Hakekat Allah yang ada disegala arah – Untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar – selalu berusaha menyatu, memahami sifat dan kehendak Nya – percaya dan yakin atas titah / kodrat Illahi – memahami kodrat kehidupan – yakin / mantap dalam menyembah Ilahi – belajar pada guru nurani – menyelaraskan diri pada gerak alam – sesuatu harus dimulai – tumbuh dari niat yang suci – melepaskan egoisme pribadi manusia Hanacaraka atau dikenal dengan nama caraka adalah abjad / alat tulis yang digunakan oleh suku Jawa (juga Madura, Sunda, Bali, Palembang, dan Sasak). Aksara Jawa bila diamati lebih lanjut memiliki sifat silabik (kesukukataan). Hal ini bisa dilihat dengan struktur masing-masing huruf yang paling tidak mewakili 2 buah huruf (aksara) dalam huruf latin. Sebagai contoh aksara Ha yang mewakili dua huruf yakni H dan A, dan merupakan satu suku kata yang utuh bila dibandingkan dengan kata “hari”. Aksara Na yang mewakili dua huruf yakni N dan A, dan merupakan satu suku kata yang utuh bila dibandingkan dengan kata “nabi”. Beberapa buah aksara itu bisa digabungkan secara langsung untuk membentuk sebuah kata. Bila diucapkan, susunan aksara tersebut dapat membentuk kalimat: Hana Caraka (Terdapat Pengawal); Data Sawala (Berbeda Pendapat); Padha Jayanya (Sama kuat/hebatnya); Maga Bathanga (Keduanya mati). Aksara Jawa, merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai harganya. Bentuk aksara dan seni pembuatannya pun menjadi suatu peninggalan yang patut untuk dilestarikan. Tak hanya di Jawa, aksara Jawa ini rupanya juga digunakan di daerah Sunda dan Bali, walau memang ada sedikit perbedaan dalam penulisannya. Namun sebenarnya aksara yang digunakan sama saja. Demikian kurang lebih arti dan makna yang tekandung dalam Filsafat aksara jawa.